Para Ibu, Jangan Kuatir Efek Samping Imunisasi
Berkembangnya isu efek samping imunisasi yang menyebabkan demam, kejang, bengkak di sekitar suntikan hingga autis menyebabkan banyak ibu enggan mengimunisasikan bayinya. Padahal, dengan imunisasi bayi bakal terbebas dari beberapa penyakit mematikan seperti pneumonia, diare dan tetanus.
Padahal “efek samping seperti demam, kemerahan di sekitar bekas suntikan bahkan bengkak merupakan hal biasa, secara alamiah akan hilang dalam waktu tiga hari,” ujar Ketua III Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Soedjatmiko.
Soedjatmiko mengatakan, beberapa imunisasi memang memberikan efek kepada beberapa bayi tetapi itu hal biasa dan banyak dialami bayi. Ini akibat tingkat reaksi bayi terhadap imunisasi berbeda. Efek samping kemerahan misalnya, biasanya muncul ketika diberi imunisasi BCG untuk mencegah penyakit Tuberkolosis (TBC).
Efek bengkak, nyeri di sekitar area yang disuntik diikuti demam dapat diatasi. Anak bisa dikompres dengan air hangat untuk mengurangi rasa sakit. Obat penurun panas juga bisa diberikan untuk demam. Dosis obat, satu sendok obat (10 ml) per 10 kg berat bayi atau sesuai anjuran dokter. “Efek ini seperti orang makan sambal, ketika merasakan pedas ada yang biasa-biasa saja tapi ada yang berkeringat dan mukanya merah. Setelah itu, kembali seperti biasa,” tambah Soedjatmiko.
Informasi pentingnya imunisasi ini perlu disebarluaskan. Menurut Soedjatmiko, dinas kesehatan setempat dan masyarakat harus ikut serta di dalamnya. Adanya pelatihan hingga penyuluhan sampai tingkat warga dapat merubah pandangan buruk mengenai imunisasi. Harapannya, selain menurunkan angka kematian bayi juga untuk mengejar target imunisasi bagi seluruh bayi di Indonesia. “Saat ini cakupan imunisasi baru mencapai 80-90 persen. Diharapkan lewat upaya kerja sama masyarakat dan pemerintah pelaksanaan imunisasi bagi seluruh bayi di Indonesia segera terlaksana,” jelas Soedjatmiko.
Sumber: Kompas 10 Desember 2008